Tidak
ada kata menyerah untuk sebuah perjuangan, apapun yang terjadi harus tetap di syukuri,
tak peduli seberat apapun ujian yang kita hadapi, yang pasti hidup harus di syukuri, hidup
memang selalu di anugerahi masalah dan hikmah, namun terkadang kita lupa, kita
hanya melihat titik beratnya masalah, tanpa melihat bahwa setiap masalah yang
kita hadapi pasti ada hikmah didalamnya.
Kadang
kita terlalu cengeng, menjadikan masalah sebagai ujung tombak kegagalan, masalah
dijadikan alasan, dikambing hitamkan
sebagai penyebab kegagalan kita, sadarkah kita ketika kita menjadikan masalah
sebagai alasan, maka yang timbul adalah sebuah kegagalan, maka tak heran jika
ada orang bijak berkata “ orang sukses kelebihan cara dan orang gagal kelebihan
alasan” rasanya kata itu begitu tepat ketika kita menjadikan masalah sebagai
alasan kegagalan kita.
Pernahkah
kita berfikir bahwa setiap manusia di dunia ini pasti punya masalah, terlepas
ia seorang saudagar kaya, si miskin, si cantik maupun siburuk rupa, hanya saja terkadang kita tidak
konsisten dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita, kita selalu melihat orang
lain dari sudut kelebihannya, kebahagiannya, dan anugerah yang tuhan berikan
kepanya, dan sebaliknya kita memandang kepada diri kita dengan cara pandang
yang berbeda, kita selalu melihat sisi
negatifnya saja.
Kenapa
kita tidak kaya, kenapa wajah kita tidak secantik/ setampan teman-teman kita,
kenapa kita tidak sepintar orang-orang disekeliling kita, pertanyan-pertanyaan
tersebut membuat kita semakin buta dalam memahami masalah.
Sadarkah
kita bahwa sikaya juga punya masalah, mungkin saia masalah yang kita hadapi
sebagai orang miskin sulitnya mendapatkan materi, yang akhirnya membuat kita ingin bunuh diri, tapi coba kita
bercermin dari sikaya, dia juga punya masalah, masalah dengan keluarga,
anak-anak yang tidak terkontrol pergaulannya, suami/ istri yang selingkuh
karena seringnya keluar kota, anak-anak yang tiba-tiba hamil di luar nikah, dan
lain seagainya.
Atau
alasan kegagalan kita karena keburukan rupa kita, sadar kah kita betapa
tidak nyamannya orang-orang yang dianugrahi wajah yang cantik/ ganteng, dimana
setiap harinya ia mendapat pujian, rayuan, godaan, bahkan lamaran yang datang
setiap harinya, yang membuatnya prustasi karena tidak ada waktu untuk
menenangkan diri, sebenarnya apapun yang
tuhan berikan kepada kita bahwa itulah yang terbaik untuk kita, tidakkah kita bisa bercermin dari kisah di
bawah ini:
Suatu
hari ketika sang raja sedang berjalan-jalan mengelilingi persawahan penduduk,
ia mengamati seorang petani yang sedang tertidur pulas di bawah pohon yang
rindang, terlihat raut wajah sang petani berseri-seri seakan-akan tanpa masalah, sang
raja berfikir sejenak, “betapa
bahagianya jadi seorang petani, ia bisa mencangkul dan menanam tanaman setiap
harinya, kalau ia lelah ia bisa makan ia juga bisa tidur dengan pulas.
Bagaimana
denganku, aku seorang raja namun rasanya aku tak pernah merasa bahagia, banyak
masalah kerajaan yang ku hadapi membuat
aku tak bisa tidur, mulai dari penduduk yang tidak menyukai kepeminpianku,
ancaman perang kerajaan sebelah yang selalu menghantui,. ” ya tuhan aku ingin
jadi petani saja” gumam raja dalam hatinya.
Akhirnya
sang raja membagunkan si petani dan mengajaknya bertukar propesi, sang petani kaget sekaligus bahagia mendengar tawaran sang raja, namun ia menerima
pertukaran tersebut, pertukaran dimulai,
sang raja kini jadi petani dan sang petanipun akhirnya jadi sang raja.
Di kerajaan
sang petani memerintahkan para pelayan untuk menyediakan makanan yang
lezat-lezat, dan memanggil dayang-dayang untuk menghiburnya, sang petani
berfikir, “alangkah gobloknya si raja yang mau meninggalkan kerajaan yang begitu
mewahnya”.
Sedangkan
disisi lain sang raja yang kini jadi petani juga merasa bahagia, ia mencangkul
tanaman kemudian menanam sayuran, setelah merasa lelah iapaun istirahat di
bawah pohon yang rindang sambil berucap, “dasar bodoh si petani kenapa ia mau
meninggalkan suasana se indah ini, aku ingin jadi petani aja selamanya tekad
sang raja, sang rajapun akhirnya tertidur pulas.
Petani
yang kini sudah menjadi raja menikmati
huburan di kerajaan serta bersenang senang dengan para dayang, namun ketika dalam suasana
bahagia salah seorang perajurit datang dan mengabarkan bahwa kerajaan sebelah
dan para pemberontak datang untuk menyerang kerajaan.
Prajurit pun meminta pendapat sang raja, (yang tidak lain adalah seorang
petani tadi) tindakan apa yang harus dilakukan,
petani panik ia ingin bertukaran
profesi lagi dan menjadi petani biasa’
disisi
lain sang raja yang sedang tertidur pulas dibawah pohon rindang,namun ia dibangunkan dengan hujan yang turun begitu lebat, petir menyambar pohon hingga
tumbang, membuat jantung sang raja ingin copot, dan seketika air tiba-tiba meluap hingga menghabiskan
semua tanaman, raja panik ia bergegas menemui sang petani untuk bertukar
propesi.
akhirnya sang petani dan sang raja bertukar
propesi kembali sebagaimana awalnya, kemudian mereka menangani masalah mereka masing-masing
dengan profesional. sang raja memerintahkan agar semua prajurit disiapkan, dan
membuat ranjau penghalang dijalan.
Petani
mencangkul sawahnya lagi dan membuat tanaman baru, kemudian mereka saling
berfikir “ walaupun banyak cobaan namun inilah keahlianku, aku bisa menghadapi
setiap masalah yang kuhadapi” sang raja dan sang petani akhirnya bersykur pada
tuhan ternyata kehidupan mereka selama ini adalah kehidupan terbaik yang di
berikan tuhan.
demikian
lah sepenggal kisah menarik yang perlu kita ambil hikmahnya, ternyata
apapun yang tuhan berikan kepada kita
itulah yang terbaik untuk kita, kita hanya perlu meningkatkan kualitasnya saja,
karena terlalu sering melihat kelemahan diri sendiri dan menilai kelebihan
orang lain akhirnya memuat kita jadi hamba yang kufur dan senantiasa mengeluh.
kita
selalu berharap menjadi orang lain, yang kita anggap cukup bahagia, ketika kita
melihat si A bahagia kitapun ingin menjadi si A, dan ketika melihat B sukses
kitapun ingin menjadi si B dan ketika kita melihat keindahan si c kitapun
berucap “kapan ya aku jadi C, ibarat sebuah lingkaran, ketertarikan tidak akan
ada habisnya hingga kita ingin menjadi si z dan akhirnya kita kembali menjadi si A.
Mahasiswa ingin jadi Bupati, Bupati ingin jadi
aktris, aktris ingin jadi pejabat, pejabat ingin jadi dokter, dokter ingin jadi
pemain sinetron, pemain sinetron ingin menjadi Mahsiswa, seperti sebuah
lingkaran yang tidak ada habisnya, begitulah kehidupan dunia menggilas kita,
kerena cara pandang kita yang salah, kita cenderung melihat orang lain dari kebahagiaan
yang mereka dapatkan, padahal sebenarnya kita sama, sama-sama punya sisi
bahagia dan juga sisi derita, jadi apapun yang terjadi ia pantas di
syukuri.